Sikap Hawkish The Fed Batasi Kenaikan Emas, Risiko Bearish Tetap Ada
Harga emas (XAU/USD) bergerak stabil namun tetap rawan mengalami koreksi di awal sesi perdagangan Kamis (27/6), seiring para pelaku pasar masih mencerna pernyataan terbaru pejabat The Fed serta data ekonomi Amerika Serikat yang mengecewakan. Berdasarkan pantauan pasar, harga emas saat ini berada di sekitar $3.334 per troy ounce, naik tipis sekitar 0,34% setelah sebelumnya sempat menguat karena pelemahan Dolar AS serta meredanya ketegangan geopolitik global.
Meski demikian, analis dari Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, mengingatkan bahwa tekanan jual terhadap emas masih cukup besar dilihat dari sisi teknikal. “Jika kita perhatikan pola candlestick harian dan indikator Moving Average, tren penurunan masih cukup dominan. Selama tekanan jual terus berlanjut, ada peluang harga emas kembali terkoreksi,” ujar Andy.
Selain faktor teknikal, pernyataan bernada hawkish dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, juga menjadi salah satu faktor yang menahan laju penguatan emas. Dalam kesaksian terbarunya di hadapan Kongres AS, Powell menyampaikan bahwa meskipun terdapat indikasi penurunan inflasi, bank sentral tetap akan bersikap hati-hati dan siap menghadapi potensi lonjakan harga. Powell juga menegaskan bahwa meski tekanan harga akibat tarif atau faktor eksternal bersifat sementara, The Fed tidak akan tergesa-gesa untuk memangkas suku bunga.
Sejalan dengan Powell, Presiden The Fed Boston, Susan Collins, juga memberikan sinyal yang serupa. Menurutnya, kebijakan moneter saat ini masih sejalan dengan kondisi perekonomian, namun ia tidak menutup kemungkinan adanya penurunan suku bunga di akhir tahun, apabila data-data ekonomi memburuk. Sinyal yang masih abu-abu ini turut membuat ketidakpastian di pasar tetap tinggi, yang akhirnya memengaruhi pergerakan harga emas.
Di sisi lain, data ekonomi Amerika Serikat juga menjadi perhatian besar. Penjualan rumah baru di AS anjlok 13,7% pada Mei lalu, jauh lebih buruk dari perkiraan pasar yang memproyeksikan penurunan sekitar 4%. Tingginya suku bunga kredit perumahan yang sudah mendekati angka 7% menjadi faktor utama yang menekan sektor properti. Selain itu, pelaku pasar juga tengah menantikan data penting lainnya seperti Pesanan Barang Tahan Lama, Produk Domestik Bruto (PDB), dan Klaim Tunjangan Pengangguran untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi perekonomian AS.
Melihat kondisi yang ada, Andy Nugraha memprediksi bahwa pergerakan harga emas pada hari ini akan cenderung sensitif. Jika tekanan bearish terus berlanjut, harga emas berpotensi melemah menuju area support di kisaran $3.295 per troy ounce. Namun, jika terjadi rebound secara teknikal, ada kemungkinan harga emas kembali menguat menuju level resistance di $3.353 per troy ounce.
“Pasar saat ini sangat rentan terhadap pernyataan The Fed maupun data ekonomi AS seperti Pesanan Barang Tahan Lama, PDB, dan data Klaim Tunjangan Pengangguran. Selama ketidakpastian ini masih berlangsung, pergerakan harga emas cenderung fluktuatif dalam rentang yang terbatas,” tutup Andy.