Produksi Teh Tembus 10.325 Ton, PalmCo Perkuat Daya Saing Indonesia di Pasar Global

PTPN IV PalmCo tak hanya genjot volume, tetapi juga dorong keberlanjutan dan kesejahteraan petani.

JAKARTA, — Produksi teh PTPN IV PalmCo hingga September 2025 tercatat mencapai 10.325 ton. Angka ini menjadi capaian strategis di tengah dinamika pasar global, sekaligus menandai posisi PTPN IV PalmCo sebagai salah satu pemain utama dalam industri teh nasional.

Kinerja tersebut disebut sebagai hasil dari strategi pengelolaan kebun yang lebih efisien, penggunaan teknologi, serta komitmen terhadap prinsip keberlanjutan. Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko K Santosa, menyampaikan bahwa pencapaian Sub Holding PTPN III (Persero) itu tak lepas dari kerja kolektif seluruh lini perusahaan.

“Ini bukan semata soal volume. Yang lebih penting adalah bagaimana kami bisa menjaga kualitas dan kesinambungan produksi, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor,” ungkap Jatmiko di Jakarta, Jumat (3/10/2025).

Meskipun memiliki sawit sebagai komoditas utamanya, Teh menjadi salah satu komoditas yang mendapatkan perhatian PalmCo, terutama dalam kerangka hilirisasi dan penguatan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.

Penguatan Rantai Nilai dan Keberlanjutan

PTPN IV PalmCo juga menegaskan komitmennya terhadap pengelolaan yang berkelanjutan. Perusahaan mengadopsi pendekatan agribisnis berbasis lingkungan—mulai dari efisiensi penggunaan air, energi, hingga pemanfaatan teknologi dalam pemupukan dan perawatan tanaman.

Tak hanya berhenti pada produksi bahan mentah, PalmCo juga mengembangkan lini produk turunan teh, termasuk minuman siap konsumsi, sebagai bagian dari diversifikasi usaha. Strategi ini dinilai krusial untuk menembus pasar ritel global yang lebih kompetitif dan bernilai tambah tinggi.

“Langkah diversifikasi ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong hilirisasi sektor pertanian dan perkebunan,” ujar Jatmiko.

Dengan demikian, komoditas seperti teh tidak hanya menjadi produk ekspor dalam bentuk bahan baku, tetapi juga mampu bersaing sebagai produk jadi dengan nilai ekonomi lebih besar.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Kontribusi PalmCo terhadap industri teh nasional tidak hanya tercermin dari sisi produksi, tetapi juga dalam aspek pemberdayaan masyarakat sekitar kebun. Perusahaan menjalankan sejumlah program kemitraan dengan petani lokal dan pelaku UMKM, mulai dari pelatihan teknis hingga pendampingan dalam akses pasar.

Menurut Jatmiko, pengembangan teh juga berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan tenaga kerja di sektor ini. Ribuan orang terlibat dalam rantai produksi teh PalmCo—dari budidaya, pemanenan, pengolahan, hingga distribusi.

“Kami berusaha menjaga agar pertumbuhan perusahaan selaras dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasional. Prinsip ini menjadi bagian dari tanggung jawab sosial yang tidak bisa dipisahkan dari strategi bisnis,” tambahnya.

Dalam konteks makro, peningkatan produksi teh juga berkontribusi terhadap perolehan devisa negara. Teh PalmCo telah diekspor ke sejumlah negara tujuan utama, memperluas jejak Indonesia di pasar komoditas dunia yang selama ini lebih didominasi oleh negara-negara produsen besar lainnya.

Strategi Ke Depan

Menatap 2026, PalmCo akan menggesa produktivitas, memperkuat transformasi digital di lini produksi dan distribusi, sekaligus meningkatkan efisiensi tata kelola. Perusahaan menargetkan pertumbuhan yang tidak hanya berbasis volume, tetapi juga pada keberlanjutan dan inovasi produk.

“Momentum ini harus dijaga. Ke depan, kami ingin agar teh Indonesia tak hanya dikenal karena kualitasnya, tetapi juga karena model bisnisnya yang berkelanjutan dan berpihak pada masyarakat,” kata Jatmiko.

Dengan capaian 10.325 ton hingga kuartal ketiga tahun ini, PTPN IV PalmCo menunjukkan bahwa sektor teh Indonesia masih memiliki potensi besar untuk berkembang, asal dikelola dengan prinsip-prinsip agribisnis modern yang adaptif dan berkelanjutan.